Diseminasi Produk Pengembangan Kebahasaan dan Kesastraan

Super Admin 01 November 2025 | 2

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra (Kemendikdasmen) menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Produk Pengembangan Kebahasaan dan Kesastraan bersama Anggota Komisi X DPR RI Prof. Dr. Ir. Furtasan Ali Yusuf, S.E.,S.Kom.,M.M. di Hotel Aston dan Convention Kota Serang, Sabtu (1/11/2025).

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara pemerintah dan DPR RI dalam upaya memperkuat, mengadvokasi, serta menyosialisasikan pengembangan literasi dan produk kebahasaan dan produk kebahasaan serta kesastraan di Indonesia, khususnya pelestarian bahasa dan sastra daerah di Provinsi Banten.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Sri Haryanti, selaku Kepala Tim Penyelenggara Diseminasi. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang hadir. Tercatat sebanyak 125 peserta mengikuti kegiatan tersebut, terdiri atas unsur pemerintah daerah, dinas pendidikan, dosen, guru, mahasiswa, pegiat literasi, serta komunitas.

Sementara itu, Prof.  Furtasan Ali Yusuf, Anggota Komisi X DPR RI, dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan, menyampaikan kekhawatirannya terhadap kondisi bahasa daeeah Jawa Banten (dialek serang) yang dinilai menghadapi berbagai tantangan dalam pelestariannya.
Ia menekankan pentingnya strategi dan gerakan kolektif dalam melestarikan bahasa daerah. Berbagai upaya harus dilakukan yaitu salah satunya adalah dengan pendirian Program Studi Pendidikan Bahasa Banten di Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta di wilayah Banten.

Menurut beliau strategi paling ampuh adalah dengan mendirikan program studi di perguruan tinggi. Di Jawa Barat ada Bahasa Sunda, di Jawa Tengah ada Bahasa Jawa, maka Banten juga perlu memiliki Bahasa Banten.
Selain itu, Prof. Furtasan juga mengusulkan gerakan penggunaan bahasa daerah setiap hari jumat, seperti program "Rebo Nyunda" di Jawa Barat, sebagai upaya pembiasaan dan pelestarian bahasa lokal di kalangan generasi muda Banten.

Usulan tersebut mendapat sambutan positif dari Dr. Dora Amalia, Kepala Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra dan sebagai narasumber. Beliau menegaskan bahwa pelestarian bahasa daerah harus dimulai dari gerakan bersama oleh masyarakat.

Dr. Dora juga menyoroti faktor keluarga sebagai garda terdepan dalam menjaga eksistensi bahasa daerah.
Beliau menjelaskan bahwa kepunahan bahasa sering dimulai dari keluarga yang tidak lagi menurunkan bahasa ibu kepada anak-anaknya, serta meningkatnya pernikahan antarsuku dan mobilitas penduduk yanh menyebabkan pergeseran bahasa.

Hal senada disampaikan oleh narasumber dari Tenaga Ahli DPR RI Mahawitra Jayawardana, S.S., M.Hum.
Bahwa menurut Unesco, 40% dari bahasa daerah di dunia terancam punah. Kepunahan tersebut rata-rata mengancam 1 bahasa daerah yang hilang setiap dua minggu. Agar keberlangsungan bahasa dan sastra daerah bisa bertahan selain menjadi mata pelajaran di sekolah dan program studi bahasa jawa Serang di perguruan tinggi yaitu
- Alih Wahana melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam bentuk film pendek, lagu, siniar dan konten digital lainnya.
- Reproduksi, kalangan akademisi, penulis, dan pemerhati bahasa diberikan keleluasaan dan dukungan dalam menulis ulang karya sastra dan menyusun kamus bahasa daeran.
- Festival bahasa dan sastra untuk mengampanyekan terkait bahasa dan sastra Banten dan Serang khususnya serta apresiasi untuk penulis dan pemerhati budaya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif di kalangan maayarakat, akademisi, praktisi, guru, mahasiswa, dan generasi muda untuk aktif berperan dalam melestarikan bahasa daerah sebagai identitas budaya Banten.

Editor: L@